Minggu, 15 Mei 2011

Menyelami Figur Perempuan 'Sumarah'nya Doni Kabo

*BANTUL (KRjogja.com)* - Seniman muda asal Banjarmasin lulusan Pasca Sarjana Seni Lukis ISI Yogyakarta, Doni Kabo kembali menggelar pameran tunggulanya bertajuk 'Sumarah' di Sangkring Art Project (SAP) sejak 12 hingga 20 Mei 2011 mendatang . Belasan lukisan dihadirkan Doni Kabo sebagai wujud problematikan dan peran ganda seorang perempuan dengan segala bentuk kepasrahannya. Kurator pameran ini, Hendra Himawan mengungkapkan karya-karya yang dihadirkan dalam pameran ini mengungkapkan dilema perempuan yang seakan tertangkap lugas. Problematika diri ketika dihadapkan pada pilihan antara bekerja dan mengurusi buah hati dihadirkan dalam kadar yang sangat kuat. "Bagaimana jarak yang hadir diantara dua objek meluali figur perempuan dan dot tersebut, memicu perhatian kita untuk melihat dilema itu sebagai sebuah realita yang nyata hadir, sebuah pilihannyang berat tentunya," ujarnya di Sangkring Art Project Galery, Jalan Nitiparayan Bantul, Yogyakarta, Rabu (18/5).

Hendra menjelaskan disatu sisi ia harus bekerja mencari kaleng susu buat anaknya, di sisi lain buah hatinya menuntut tanggung jawab seorang ibu. Dualisme peran inilah yang memungkinkan lahirnya gesture maupun atribut yang mencerminkan identitas tertentu. Singlemother, mungkin adalah identitas yang dapat kita sematkan pada figur karya-karya ini. "Perempuan itu tampak begitu mencermati dot bayi dihadapannya yang mengisyaratkan sebuah intensitas perhatian yang begitu kuat diantara keduanya, namun terdapat jarak diantara keduanya. Membaca gerak dan narasi emotic yang dihadirkan, keberadaan kerudung yang dikenakan sang perempuan sesungguhnya merupakan bentuk ke'sumarah'an dirinya yang berarti kepasrahan atau menyerah. Menyerah disini berarti mengerti dan terbuka tetapi tidak menolak," paparnya. Dalam karya-karya ini, Hendra mengatakan kerudung menegaskan dirinya menjadi simbol kepasrahan diri perempuan yang bersandar pada atribut keagamaan.

"Memandang semua karya Doni Kabo ini, kita diajak untuk menyelami dunia ambang figur perempuan yang dihadirkan merupakan individu yang berada dalam wilayah liminal dari dua dunia yang mereka geluti, baik dunia kultural maupun dunia sosial," urainya. Hendra menambahkan liminalitas dihadirkan Kabo begitu kuat dimana ambiguitas 'Sumarah' dan paradoks antara ibu yang merupakan seoarang perempuan karier dengan bayinya yang disubsitusikan dengan dot dipaparkannya dalam narasi karya-karyanya. 

Beragam atribut yang disematkan dalam figur perempuan dalam karyanya menyiratkan wajah dunia liminal dengan visualitas karya yang monokromatik yang mengesankan labilitas dan keraguan, merupakan citra kuat akan liminalitasnya. Meski ranah liminal yang dihadirkan Kabo dengan tensi yang sangat kuat dengan memndang secara keseluruhan karya-karyanya, pengunjung dapat merasakan struktur narasi kehidupan yang membuat peristiwa dibelakangnya, terkesa rumit namun menjadi dapat dipahami karena dalam tataran dan bingkai simbolis narasi ini dapat mengikuti garis-garis penalaran yang berada pada tataran nisdar sekalipun. Ksatuan tematik hadir dalam masing-masing karya, kesinambungan yang diusung dan keselarasan makna hidup menjadi landasan spiritual tergelarnya pameran kali ini. *(Fir)*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar